BANJARMASIN – Pemerintah Kota Banjarmasin menanggapi serius keberadaan pengemis musiman, yang marak bermunculan di sudut-sudut kota selama bulan Ramadhan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Banjarmasin, Ikhsan Budiman menilai, pengemis musiman itu merupakan penyakit masyarakat yang sudah lumrah terjadi di perkotaan.
Karena itulah, pihaknya meminta Dinas Sosial dan Satpol PP Kota Banjarmasin mengambil tindakan antisipasi, untuk melakukan pembinaan.
“Tidak hanya pengemis yang menggunakan gerobak di pinggir jalan, manusia kolong jembatan pun perlu kita lakukan pembinaan,” kata Ikhsan saat ditemui di Balai Kota, Rabu (6/4) sore.
Untuk memperketat pengawasan, ia juga sudah menginstruksikan kepada pihak kecamatan dan instansi terkait lainnya, guna mengantisipasi kemunculan para pengemis musiman dan pihak yang mengeksploitasi anak di pinggir jalan.
“Semua stakeholder kita kerahkan untuk mengantisipasi hal ini. Misalnya, jika terdapat adanya dugaan anak yang dieksploitasi, maka DP3A (Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Perempuan dan Anak) yang menanganinya,” bebernya.
Ikhsan menekankan, Bidang Trantib (Ketentraman dan Ketertiban) Masyarakat di setiap kecamatan juga diminta memperketat pengawasan di hari-hari tertentu.
“Tidak hanya lonjakan di bulan puasa ini saja, biasanya setiap hari Jumat, tepatnya di sekitaran Masjid Sabilal Muhtadin dan di pinggiran Jalan A Yani, juga sering muncul pengemis dadakan, yang kita beri pembinaan,” ujarnya.
Namun, pihaknya tetap mengutamakan sisi kemanusiaan dalam melakukan penertiban. “Kalau memang perlu bantuan, ya kita bantu. Tapi, yang ada di lapangan diduga cuma sekadar modus menjadi warga miskin untuk mendapatkan belas kasihan,” tambahnya.
Belakangan ini, memang banyak profesi baru yang dilakoni oleh sebagian masyarakat yakni menjadi pengemis dadakan atau musiman.
“Golongan masyarakat satu ini adalah orang yang sengaja meminta belas kasihan orang agar memberi sedekah kepada mereka,” ujar anggota Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin Hari Kartono, Jumat (1/4) lalu.
Ia mengatakan, momentum bulan suci Ramadhan sering dimanfaatkan sebagian orang mencari nafkah dengan modus menjadi pengemis.
Masalahnya, karena pada bulan yang penuh berkah dan ampunan ini, umat Islam selain dianjurkan memperbanyak ibadah, juga dianjurkan berbuat kebaikan terhadap sesama, termasuk bersedekah.
Hari Kartono menyebutkan, berdasarkan hasil penelitian, tidak sedikit orang yang menjadi pengemis bukan karena terpaksa akibat kemiskinan, tapi menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian utama lantaran cukup mudah dalam mendapatkan uang.
Karena itu, ia menambahkan, dalam Perda Penanganan Gelandangan dan Pengemis (Gepeng), warga Banjarmasin dilarang memberi uang kepada pengemis, terutama pada tempat-tempat yang sudah ditentukan.
“Bahkan dalam perda itu si pemberi bisa diancam sanksi,” katanya. Dwi