BANJARMASIN– Pentas seni tradisional khas banjar mewarnai sidang paripurna istimewa DPRD Kota Banjarmasin dalam rangka peringatan Hari Jadi (Harjad) Kota Banjarmasin yang ke-495, Jumat (24/9).
Kesenian tradisional yang tampil, yaitu kesenian Senoman Hadrah yang bernapaskan Islam untuk menyambut tamu terhormat. Selain itu, musik panting pun tak kalah dalam menghibur para tamu dan undangan datang untuk menghadiri acara yang merupakan salah satu musik khas Kalimantan Selatan yang tumbuh berkembang di Banjarmasin.
Pada penampilan musik panting tersebut, salah seorang anggota DPRD Kota Banjarmasin Aliansyah dari fraksi PKS, turut menyumbangkan suara emasnya untuk memeriahkan acara harjad tersebut. Hal ini menandakan, musik panting sudah bermasyarakat, tidak hanya dikenal masyarakat kalangan bawah saja tetapi para pejabat pun mengenal musik tersebut.
Sebelum acara rapat paripurna dimulai, di ruang rapat paripurna ditampilkan juga kesenian madihin yang merupakan kesenian sastra khas Banjar, dengan menggunakan alat gendang rabbana atau tabuhan terbang dan diiringi syair berpantun.
Untuk memeriahkan acara tersebut, Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin Matnor Ali dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin Ikhsan Al-Haq, ikut bermain bersama dengan seorang maestro yang profesional dalam kesenian madihin, yakni Ahmad Sya’rani serta puluhan seniman lainnya.
Selanjutnya, giliran para penari membawakan Tari Pusaka Batuah dari Sanggar Tari Nuansa dengan balutan kain sasirangan sebagai hiburan.
Rapat paripurna dibuka Ketua DPRD Banjarmasin H Harry Wijaya dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dihadiri Walikota H Ibnu Sina, Wakil Walikota Banjarmasin H Arifin Noor bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah dan pejabat lainnya serta Kepala SKPD, camat, lurah, sejumlah tokoh masyarakat dan alim ulama.
Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin Matnor Ali, membacakan sejarah singkat Kota Banjarmasin yang berawal dari nama Patih Masih hingga menjadi Bandarmasih pada masa Kesultanan Banjar.
Dengan demikian, Banjarmasin yang dikenal sebagai kota seribu sungai ini, memiliki sejarah panjang, baik segi peperangan antarkerajaan maupun sejak penjajahan Belanda.
Matnor Ali mengatakan, rangkaian kesenian pada rapat paripurna istimewa DPRD Kota Banjarmasin ini, sebagai bagian untuk mengingatkan karya kearifan lokal seni dan budaya Banjarmasin, sekaligus mengembangkan kebudayaan khas Banjar, agar kebudayaan asli Kalsel khususnya Banjarmasin tidak hilang ditelan masuknya budaya luar.
“Kesenian dan budayawan kita berikan ruang untuk tampil. Sebab ini bagian dari sari sejarah kota ini,” ujar politisi Golkar tersebut.
Pada pelaksanaan rapat paripurna DPRD Kota Banjarmasin dalam peringatan harjad ke-495 tersebut, pihak panitia melaksanakan acara dengan memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan (prokes), bahkan undangan pun dibatasi.
Selain memperkenalkan kesenian tradisonal, pada acara tersebut juga diperkenalkan produk Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM), sekaligus memberikan souvenir kepada para tamu undangan.
Karena itu, pihaknya mengimbau kepada pemerintah, pihak swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta masyarakat lainnya, agar membantu para pelaku UMKM untuk bisa tetap produktif di tengah pandemi Covid-19.
“Jika tidak ditangani, tidak menutup kemungkinan usaha UMKM akan semakin terpuruk,” ujarnya.
Menurut Matnor Ali, di masa pandemi Covid-19 ini pemerintah kota harus mengambil sejumlah kebijakan untuk membatasi berbagai aktivitas masyarakat, sehingga terjadi perubahan pola konsumsi barang dan jasa masyarakat dari offline ke online.
Karena yang paling terdampak dan mengalami kesulitan dalam pandemi ini, yakni para pelaku UMKM dalam mencapai target yang harus dicapai di saat perekonomian sedang terganggu akibat pandemic. edo