
BANJARBARU – Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor menyatakan, Kalsel fokus mengembangkan sektor perkebunan terutama kelapa sawit dalam upaya mewujudkan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
“Kita telah menyusun rencana aksi daerah (RAD) untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan melalui lima kegiatan antara lain legalitas lahan kebun tersebut,” ujarnya di Banjarbaru, kemarin.
Pernyataan Gubernur Kalsel itu seperti tertuang dalam sambutan tertulis dibacakan Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar pada Focus group discussion (FGD) dalam rangka melaksanakan kegiatan “Pilot project Implementasi Sistem Informasi Penilaian Kinerja Kelembagaan Rantai Pasok Kelapa Sawit”.
FGD yang diikuti petani sawit swadaya (rakyat) di Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) dan asosiasi sawit itu dibuka secara resmi Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar.
Paman Birin (sapaan akrabnya) mengharapkan dukungan semua pihak di banua, termasuk dunia usaha dan petani sawit swadaya untuk mewujudkan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
FGD yang diselenggarakan ini. kata Paman Birin, salah satu wadah untuk mencari solusi atas terjadinya permasalahan di lapangan dalam pengembangan kepala sawit berkelanjutan di Kalsel.
Pengembangan kelapa sawit, kata Paman Birin, memiliki peranan strategis dalam pembangunan dan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), menyerap tenaga kerja dan pelestarian lingkungan.
Dia mengatakan, sektor perkebunan telah menyumbang PAD terbesar kedua di Kalsel dan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat serta mendukung ketahanan pangan.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel, Hj Suparmi melaporkan, luas perkebunan kelapa sawit di Kalsel mencapai 426 ribu hektar tersebar di sejumlah kabupaten dan sekitar 106 ribu hektar merupakan perkebunan rakyat/plasma.
Untuk mengolah tandan buah segar (TBS) kelapa sawit tersebut, kata Suparmi, di Kalsel telah berdiri sebanyak 39 buah pabrik kelapa sawit (PKS) dan hanya mampu menampung 70 persen dari produksi sawit di banua ini.
Selain itu, katanya, di Kalsel juga telah berdiri dua buah pabrik minyak goreng yakni dibangun PT Smart Tbk dengan kapasitas 1.000 ton/jam dan dibangun PT Jhonlin Group dengan kapasitas 3.000 ton/jam.
“Apabila dua pabrik minyak goreng ini berproduksi maksimal, maka produksi TBS di Kalsel tidak mampu memasok sehingga harus dipasok dari Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah (Kalteng),” katanya.
Dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas kelapa sawit di Kalsel, lanjutnya, tahun 2021 ini dimulai peremajaan sawit rakyat seluas 10.700 hektar tersebar di lima kabupaten yakni Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu (Tanbu), Tanah Laut (Tala), Banjar dan Kabupaten Barito Kuala (Batola).
Pewarta : Suriani